Turbulensi Masih Hantui Penerbangan Indonesia
Pesawat Yang mengalami Turbolensi |
Berita Line, Jakarta - Pesawat milik maskapai Etihad dan Hongkong Airlines mengalami turbulensi di wilayah udara Indonesia di waktu yang hampir bersamaan.
Banyak korban luka-luka akibat insiden udara tersebut. Faktor peralihan musim dan cuaca dinilai menjadi salah satu penyebabnya.
Masa peralihan musim seperti yang terjadi di Indonesia saat ini mengakibatkan adanya perbedaan suhu yang mencolok di udara.
Potensi terjadinya pesawat turbulensi diprediksi masih akan terus terjadi beberapa waktu ke depan bersamaan dengan peralihan musim.
"Ini masa transisi, masa peralihan, ada perbedaan suhu yang mencolok antara siang dan malam, maka potensi turbulensi masih akan terus terjadi," kata Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi BMKG.
Karena adanya potensi turbulensi tersebut BMKG kata Hary, meminta para pilot yang terbang di udara Indonesia untuk terus memberikan laporan cuacanya. Pilot dan BMKG bisa saling memberikan informasi mengenai kondisi cuaca terakhir.
"Dari regulasi penerbangan kita sudah memberikan data-data cuaca, di sisi pilot kami harapkan bisa melaporkan juga cuaca, atau istilahnya Pirates, sewajarnya saling crosscheck mengenai kondisi riilnya seperti apa saat terbang," ujar Hary.
Hary menjelaskan insiden turbulensi pesawat bisa terjadi dimana saja dan tidak hanya di wilayah Indonesia.
Ia pun memberikan beberapa pemicu terjadinya turbulensi pesawat.
Pertama, kata Hary kategori turbulensi low level, atau saat pesawat terbang rendah. Kedua, turbulensi dekat dengan awan comulunimbus atau saat pesawat melintas di dekat awan Comulunimbus.
Berikutnya, turbulensi clear air atau insiden guncangan pesawat hebat di udara yang cerah dan terakhir mountain wave turbulance atau turbulensi saat pesawat dekat dengan pegunungan.
Hary menganalisis peristiwa turbulensi yang dialami pesawat Etihad lebih disebabkan karena clear air turbulance karena ketinggian pesawat Etihad berada di titik 13.000 meter atau 39 kaki.
Sementara untuk turbulensi Hongkong Airlines diduga disebabkan karena pesawat dekat awan Comulunimbus.
Kondisi Dalam Pesawat Usai Mengalami Turbolensi |
"Kalau untuk yang di Sumatera ada perbedaan suhu udara di lapisan tertentu, inversi atau perbedaan suhu di bawah hangat sementara di atas dingin. Untuk yang di Kalimantan karena dekat awan CB," ujarnya.
Rawan Turbulensi Saat Pancaroba
Pengamat Penerbangan Alvin Lie menyatakan musim pancaroba seperti saat ini berpotensi terjadi turbulensi, terutama di daerah sekitar garis khatulistiwa.
"Turbulensi yang dialami Etihad dan Hongkong Air termasuk kategori Clear Air Turbulence (CAT) yang sering terjadi di daerah dekat khatulistiwa," ujar Alvin.
Menurut Alvin, CAT berbeda dengan turbulensi yang disebabkan oleh adanya awan dan hingga saat ini belum ada teknologi radar di pesawat mampu menditeksi CAT. Alhasil turbulensi besar tersebut datang tiba-tiba tanpa adanya peringatan sebelumnya.
"BMKG (hanya) mampu perkirakan daerah yang berpotensi terjadi CAT. CAT umumnya terjadi pada ketinggian sekitar 40 ribu kaki dimana terbentuk jet stream yang banyak dimanfaatkan pesawat untuk efisiensi bahan bakar," ujar Alvin.
Walaupun saat ini sering terjadi CAT di sekitar garis khatulistiwa, kata Alvin, pada prinsipnya struktur pesawat telah dirancang tahan terhadap CAT, sehingga tidak membahayakan pesawat tetapi hanya membuat penerbangan menjadi tidak nyaman.
Agar tidak terjadi benturan yang hebat pada penumpang ketika terjadi CAT, Alvin pun meminta agar senantiasa menggunakan sabuk pengaman ketika sedang duduk ataupun tertidur dan berusaha agar tidak meninggalkan tempat duduk kecuali sangat diperlukan.
"Penumpang yang tetap di tempat duduk dan pakai sabuk pengaman, juga sangat kecil kemungkinan alami cedera," ucapnya.
Pesawat Hongkong Airlines Type A330-200 tujuan Denpasar - Hongkong (HX6704) kembali ke Bandara I Gusti Ngurah Rai (Return to Base-RTB) sekitar pukul 04.34 Wita kemarin.
Pesawat mengalami turbulensi di atas Kalimantan dan akhirnya harus kembali ke Bali.
Dari pesawat yang mengangkut sekitar 204 orang itu, beberapa penumpang dan kru mengalami luka-luka. Ada sekitar 17 penumpang mengalami luka-luka. Dua belas orang sudah dikirim ke BIMC Kuta dan lima di Poliklinik Bandara Ngurah Rai.
"Dan sementara ini, masih dalam perawatan," kata GM Bandara Ngurah Rai, Trikora Harjo melalui Humas Bandara Sherly Yunita.
Sementara itu, untuk penumpang lainnya diturunkan kembali ke ruang tunggu sambil menunggu pengaturan pihak maskapai yang rencananya akan menginapkan para penumpang di hotel dan mengalihkan melalui penerbangan dan maskapai lainnya.
Dipindah ke Garuda
Sebagian penumpang yang tidak mengalami luka ditawarkan untuk naik pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 856 ke Hong Kong.
"Penumpang sebagian ditransfer ke Garuda GA 856 tujuan Hong Kong pukul 09.45 Wita. Penumpang sebanyak 95 orang yang diberangkatkan dengan Garuda," ujar GM PT Angkasa Pura, I Gusti Ngurah Rai Bali, Trikora Harjo.
Trikora menjelaskan bahwa pesawat yang membawa 204 penumpang dan 12 kru pesawat ini mengalami turbulensi lalu meminta kembali Ke Bandara Ngurah Rai dan mendarat dengan selamat pada pukul 04.28 Wita.
Karena turbulensi, 17 penumpang terluka, 12 di antaranya dilarikan ke rumah sakit dan 5 orang dirawat di klinik bandara dan sudah bisa kembali terbang.
Sebagian penumpang yang masih ingin istirahat di Bali kini berada di hotel yang disediakan oleh pihak maskapai.
Sementara itu, pesawat Hong Kong Airlines masih terparkir di Bandara Ngurah Rai.
Sebelum insiden pesawat milik maskapai Hongkong Airlines, pesawat dari maskapai Etihad juga mengalami hal serupa di atas wilayah Sumatera Kamis lalu.
Pesawat dengan nomor EY474 tersebut melayani rute Abu Dhabi ke Jakarta pada 4 Mei 2016 mengalami turbulensi hebat sekitar 45 menit sebelum mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Akibatnya, sebanyak 31 orang terluka, seperti dikutip situs Emirates247.com turbulensi itu juga mengakibatkan beberapa kerusakan di bagian bagasi kabin.
"Kami memberikan pendampingan semampu kami terhadap penumpang yang terdampak," jelas Etihad.
Kendati sempat mengalami turbulensi hebat di udara Indonesia tepatnya di atas wilayah udara Medan-Palembang, pesawat tersebut berhasil mendarat dengan selamat.
Post a Comment