Berita Line - Penyanderaan yang kembali dilakukan kelompok militan Abu Sayyaf terhadap anak buah kapal (ABK) kapal tunda milik Indonesia TB Henry, Jumat (15/4/2016) lalu di perairan perbatasan malaysia dan Filipina, membuat Panglim TNI Jenderal Gatot Nurmantyo marah.
Apalagi, empat dari 10 ABK diculik dan dijadikan sandera. Sehingga total WNI yang disandera militan tersebut sudah 14 orang. Sepuluh orang sebelumnya disandera pada 26 Maret saat kapal Tugboat Brahma 12 yang mereka gunakan dibajak militan Abu Sayyaf di perairan Filipina.
Mencegah hal itu terulang lagi, Gatot menyampaikan akan melaksanakan koordinasi dengan Panglima Angkatan Bersenjata Filipina dan Malaysia untuk melakukan Patroli Bersama yang terkoordinasi. Artinya, TNI mengawal sampai perbatasan dan Zona Ekonomi Eksklusif.
“Setelah masuk di wilayah Filipina sudah menjadi tanggung jawab Filipina. Begitu pula setelah masuk di wilayah Malaysia. Tetapi apabila terjadi sesuatu di wilayah negara Malaysia dan Filipina, maka saya akan melakukan koordinasi, siapa yang cepat maka dia yang boleh ke sana. Ini adalah langkah-langkah yang segera dilakukan,” kata Panglima TNI, Sabtu (16/4/2016) pada acara Peringatan HUT Kopassus di Markas Kopassus , Cijantung, Jakarta Timur.
“Perjanjian yang akan kita buat nantinya, salah satu prosedurnya seperti itu,” kata Gatot.
Jika hanya kerja sama patrol koordinasi tanpa ada kesepakatan untuk memberikan pertolongan pada kapal-kapal yang dirompak atau dibajak, maka itu menjadi percuma.
“Apabila Indonesia dan Filipina sudah melakukan MoU untuk melakukan kerja sama Patroli Terkoordinasi, maka pasti akan aman. Tetapi sekarang kan tidak aman, karena itu di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,” ucap Panglima TNI.
Di samping itu, Panglima TNI akan segera mungkin melaksanakan koordinasi dengan Panglima Diraja Malaysia dan Filipina, karena wilayah itu berbatasan dengan tiga negara.
“Kita harus berpikiran bahwa mereka positif karena saat ini pun rencana Filipina akan melakukan operasi besar-besaran di Kepulauan Zulu. Operasi yang dilakukan negara tetangga kita tunggu saja, yang mulai siapa, kecuali Presiden Filipina kasih tenggang waktu,” ujar Panglima TNI.
Post a Comment